LARANTUKA – Pasca insiden kebakaran kapal pengangkut BBM Trans Floreti 05 di Pelabuhan Larantuka pekan lalu, Pelaksana Harian (Plh) Syahbandar Larantuka, Martin Balun, menyatakan keberatan atas penggunaan pelabuhan umum sebagai lokasi bongkar muat bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya, aktivitas tersebut sangat berisiko dan telah terbukti membahayakan keselamatan.
“Ini sudah kejadian kedua. Tahun 2015 pernah terjadi hal serupa bahkan menelan korban jiwa. Sekarang, kerugian besar kembali terjadi walau bersyukur tidak ada korban,” ungkap Martin saat konferensi pers di Kantor Syahbandar, Larantuka, Senin (31/03/2025).
BACA JUGA: Dugaan Penganiayaan Anak Dibawah Umur, Siti Sara Jalil Seorang Warga Desa Normal 1 Melapor ke Polisi
Martin menekankan bahwa selama lebih dari 20 tahun aktivitas bongkar muat BBM di pelabuhan umum sudah sangat berisiko.
Martin berharap Pemda Flores Timur segera mencari solusi jangka panjang dengan menyiapkan pelabuhan khusus.
“Setiap pengisian BBM harus menunggu semua aktivitas pelabuhan selesai. Ini tidak ideal. Saya berharap Pemda segera pikirkan solusi untuk membangun pelabuhan khusus BBM,” tegas Martin.
Ironisnya, saat diminta tanggapan soal langkah taktis Pemerintah Daerah terkait usulan tersebut, Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen, memilih bungkam dan enggan berkomentar ketika dikonfirmasi media, Sabtu (05/04/2025).
Sebelumnya, kebakaran hebat melanda kapal KM Trans Floreti 05 yang memuat BBM jenis solar, pertalite, dan pertamax. Insiden dipicu percikan api dari drum pertalite saat pengambilan sampel oleh seorang ABK tak terdaftar. Api cepat menyebar akibat konstruksi kapal berbahan kayu dan angin kencang.
Upaya pemadaman sempat dilakukan kru kapal menggunakan APAR, namun api berhasil dipadamkan total sekitar pukul 20.00 WITA oleh tim pemadam dari UPP Larantuka dan Satpol PP Flotim. Kapal kemudian dievakuasi ke sisi barat pelabuhan.
Martin juga menyampaikan permohonan maaf atas penghadangan terhadap wartawan saat insiden terjadi.
Ia mengakui itu adalah kelalaian stafnya dan akan dilakukan evaluasi menyeluruh agar tidak terulang.
Dengan dua kali kejadian serupa dan potensi risiko besar, dorongan untuk segera membangun pelabuhan khusus BBM di Flores Timur kini semakin mendesak. Namun, tanggapan dari pihak Pemda, terutama Bupati, masih dinanti.***
Respon (1)