LEMBATA, HARIANWARGA.ID – Menindaklanjuti kunjungan kerja Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, S.P ke PT Tigate Trees Indonesia di Kabupaten Flores Timur pada 16 September 2025 lalu, kini PT Tigate Trees Indonesia melakukan kunjungan balasan ke Kabupaten Lembata. Kunjungan tersebut bertujuan meninjau kesiapan lahan serta menjajaki peluang kerja sama pengembangan perkebunan, yang dipusatkan di Desa Watanglolong, Selasa (16/12/2025).
Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, S.P, didampingi pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, turun langsung ke lokasi peninjauan sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah daerah terhadap masuknya investasi sektor perkebunan berbasis teknologi di Lembata.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan PT Tigate Trees Indonesia, Anis Bru, menjelaskan bahwa pengembangan tanaman mente dengan sistem okulasi (sambung pucuk) di Lembata merupakan yang pertama kali diterapkan di daerah ini.
Ia menceritakan sejarah masuknya perusahaan mente di Flores Timur serta dampak positif yang telah dirasakan masyarakat, mulai dari terbukanya lapangan kerja, peningkatan pendapatan, hingga pemanfaatan lahan-lahan tidur yang sebelumnya tidak tergarap.
BACA JUGA: Pemkab Lembata dan Pengadilan Agama Lewoleba Teken Tiga Nota Kesepakatan Pelayanan Masyarakat
“Bibit mente yang kami tanam merupakan hasil seleksi yang sangat ketat. Dengan sistem vegetatif, umur panen menjadi lebih singkat. Tanaman sudah mulai berbunga dalam satu tahun, dan setelah dua tahun baru diizinkan berbuah penuh. Bahkan pada usia 1,5 tahun, tanaman sudah menunjukkan produksi yang sangat baik. Dari hasil pengamatan kami, kualitas tanah di Lembata justru lebih baik dibandingkan Flores Timur, sehingga peluang keberhasilannya sangat besar,” jelas Anis Bru.
PT Tigate Trees Indonesia juga menyalurkan sebanyak 340 bibit mente unggul untuk tahap awal pengembangan di Lembata, sebagai wujud komitmen membangun kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan.

Bupati Lembata menegaskan bahwa kehadiran PT Tigate Trees Indonesia membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi daerah. Menurutnya, potensi lahan dan kualitas tanah di Lembata menjadi modal utama untuk membangun sektor perkebunan yang berkelanjutan.
“Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi kita. Jika dikelola dengan baik, maka bukan hanya bapak yang senang, tetapi mama juga senang. Artinya, kesejahteraan keluarga dan masyarakat Lembata akan meningkat,” tegas Bupati.
BACA JUGA: Jalan Inpres di Lembata 24,785 Miliar, Wabup Nasir dan Tim Kementerian PU Lakukan Monitoring
Selain peninjauan lahan mente, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan rencana demonstrasi teknologi pertanian modern berupa penggunaan drone (UAV) untuk pemupukan tanaman pada lahan pertanian skala luas, khususnya jagung dan padi gogo. Teknologi ini dinilai efektif untuk melayani petani dengan luas lahan di atas satu hektar. Ke depan, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Pertanian mempertimbangkan pengadaan drone serupa untuk mendukung produktivitas petani.
Dalam aspek ketenagakerjaan dan ekonomi, PT Tigate Trees Indonesia (termasuk unit usahanya di Flores Timur) telah menyerap sekitar 250 tenaga kerja. Dengan rata-rata gaji Rp2.000.000 per bulan, perputaran ekonomi di tingkat desa dan kecamatan mencapai sekitar Rp500.000.000 per bulan. Dampak tersebut terlihat dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kepemilikan kendaraan bermotor, serta perbaikan kualitas hunian warga.
Kolaborasi ini diharapkan membawa teknologi, sistem manajemen, dan pengalaman dari Flores Timur ke Kabupaten Lembata, sebagai bagian dari upaya bersama mengatasi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui perkebunan berbasis teknologi tinggi dan efisiensi maksimal.***
















Respon (1)