Daerah

Kembali ke Level Siaga, Warga Minta Pemda Flotim Lapor Anggaran Erupsi Gunung Lewotobi

607
×

Kembali ke Level Siaga, Warga Minta Pemda Flotim Lapor Anggaran Erupsi Gunung Lewotobi

Sebarkan artikel ini
Semburan abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki - Laki, terpantau dari pesisir pantai tempat tambatan perahu penangkap ikan di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Foto : Teddy Kelen (Harianwarga.id)
Semburan abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki - Laki, terpantau dari pesisir pantai tempat tambatan perahu penangkap ikan di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Foto : Teddy Kelen (Harianwarga.id)

FLORES TIMUR, HARIANWARGA.ID – Semenjak kembali erupsi hingga ditetapkan status ke level III Siaga, Gunung Lewotobi Laki – Laki terus menggila dengan semburan abu vulkanis yang kian meningkat hingga terpantau nampak larva panas mengalir.

Akibat semburan abu vulkanis tersebut aktivitas warga di beberapa desa terdampak amat terganggu begitu juga dengan pengguna jalan yang melintasi wilayah terdampak. Selain itu, atap rumah, tanaman dan ternak warga juga terkena imbasnya.

Namun demikian, sejak Gunung Lewotobi Laki – Laki kembali erupsi hingga naik ke level siaga, belum ada tanda – tanda langkah cepat yang disikapi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur.

Terkait anggaran dimaksud, warga terdampak erupsi mendesak Pemda Flores Timur agar segera mengambil langkah penangan keamanan dan keselamatan masyarakat melalui Dana Siap Pakai (DSP).

BACA JUGA: DPD Partai Nasdem Lembata Serahkan Hewan Kurban Pada Idul Adha 1445 H

Selain itu, warga juga meminta agar segera dipublikasikan anggaran yang diterima dan dikelola oleh Pemda yakni bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar Rp. 150 juta, dana BNPB Pusat Rp. 500 Juta dan Open Donasi Rp. 72 juta yang hingga kini belum diketahui.

“Itu dana Pemda harus bertanggung jawab untuk membantu warga korban erupsi. Kami minta perhatian serius serta langkah cepat Pemda Flotim antisipasi kerusakan yang lebih parah”, ujar Samson Ola, Sabtu, 15 Juni 2024.

Menurut warga Nurabelen Kecamatan Ilebura tersebut, selain saat ini belum ada tanda – tanda kepedulian dari Pemda, yang ada hanya himbauan dari dan mirisnya rumah warga yang terdampak sejak erupsi pada Desember 2023 lalu juga dibiarkan tanpa didata.

“Apalagi sejak terjadi erupsi sebelumnya rumah warga ditutupi abu Vulkanik yang tebal hingga bocor tetapi tidak ada langkah lanjutan dari Pemda Flotim untuk mendata seluruh rumah warga yang terdampak abu vulkanik hingga saat ini, bahkan sudah terjadi erupsi yang sangat besar lagi, namun langkah Pemda juga belum kelihatan sampai saat ini”, urainya penuh kesal.

BACA JUGA: Kesaksian Mantan Kacab Bank NTT Larantuka Terkuak Akui PKMK Nomor 04.1.12.0002.7, Panitera PN Larantuka Dipertanyakan

Dirinya juga minta Pemda Flotim melalui Penjabat Bupati, Sulastri Rasyid,S.Ip.,M.Si agar segera berkoordinasi dan mengambil langkah cepat guna membantu warga korban erupsi sebelum terlambat

“Kami minta langkah cepat dari Pemda dan juga meminta pertanggungjawaban dari dana siap pakai sebesar Rp. 650 juta dan Open donasi Rp. 72 juta tersebut, agar digunakan untuk membantu warga korban erupsi”, pinta Samson.

Dikatakan Samson, erupsi yang terus terjadi tentunya membawa efek buruk bagi atap rumah warga dan juga tanaman serta kesehatan, dimana banyak rumah di Desa Nurabelen Kecamatan Ile Bura yang hingga kini belum terdata dan belum mendapat bantuan dari dana tanggap darurat.

“Padahal, atap rumah sudah mulai karatan dan terancam bocor”, terang Samson Ola saat ditemui sejumlah Wartawan di kediamannya.

BACA JUGA: Miliki Sejarah Panjang, PAN dan PDIP Resmi Nyatakan Sikap Berkoalisi Menangkan Pilkada Lembata 2024

Dari informasi yang diperoleh, sejumlah warga mengeluhkan kekurangan obat-obatan untuk antisipasi serangan ISPA, karena erupsi makin menyebar.

Selain itu, wilayah yang terdampak saat ini yakni Desa Klantanlo, Hokeng Jaya, Boru, Dulipali dan sekitarnya, begitu juga beberapa desa di Kecamatan Titehena juga terkena imbas abu vulkanik, yakni, Desa Konga, Kobasoma, hingga sebagain, Bokang Wolomatang, dan Watowara. ***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250