BeritaOpiniPerempuan & Anak

Alyn, Pelita dari Lamaholot

331
×

Alyn, Pelita dari Lamaholot

Sebarkan artikel ini

Oleh Damasus Payong

Maria Magdalena Kurniawati Liarian, atau akrab disapa Alyn, adalah perempuan tangguh asal Lamaholot, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Sejak kecil ia hidup dengan keterbatasan fisik, namun semangat dan kecerdasannya membuatnya dikenal sebagai sosok inspiratif. Kini, ia menjadi pegawai negeri sipil di bidang Infrastruktur dan Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi.

Sejak masa sekolah dasar hingga SMP, Alyn tumbuh dalam lingkungan yang belum sepenuhnya inklusif. Meski demikian, ia selalu tampil ceria, ramah, dan berprestasi. Ia tidak pernah menjadikan kekurangannya sebagai penghalang, bahkan kerap menjadi sumber semangat bagi teman-temannya. Setelah lulus SMA, ia berjuang meyakinkan ayahnya untuk melanjutkan kuliah. Dengan tekad kuat, ia berhasil menamatkan pendidikan tinggi dan membuka jalan bagi perjalanan kariernya.

Usai kuliah, Alyn meniti karier sebagai tenaga KSO di Kantor Perizinan Kabupaten Lembata selama lima tahun, lalu menjadi PPNPN di Bawaslu Lembata selama dua tahun. Kesungguhannya membuahkan hasil ketika ia lulus seleksi CPNS jalur khusus penyandang disabilitas dan resmi diangkat sebagai ASN di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lembata. Di posisi ini, ia membuktikan bahwa penyandang disabilitas mampu berkontribusi secara profesional dan strategis bagi pemerintahan.

Perjalanan hidup Alyn juga diwarnai kisah pribadi yang penuh warna. Ia pernah menjalin hubungan dengan seorang pria asal Amerika Serikat yang banyak mengajarkannya tentang kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Sang pria bahkan menghadiahkan sepeda motor roda tiga agar Alyn lebih mandiri. Namun, karena perbedaan budaya dan jarak, kisah itu tak berlanjut. Hubungan lain yang pernah ia jalani juga kandas karena perbedaan keyakinan. Meski hatinya sempat terluka, Alyn memilih terus melangkah dan memberi makna bagi hidupnya serta orang lain.

Ujian berat lain datang ketika ia mengalami kecelakaan yang membuat tulang kaki kirinya patah. Berbulan-bulan ia harus terbaring di tempat tidur. Namun, alih-alih menyerah, ia tetap aktif mengikuti seminar dan webinar daring untuk komunitas disabilitas. Kini ia kembali bekerja, menggunakan kursi roda sementara, sambil terus mengabdikan diri.

Di luar tugasnya sebagai ASN, Alyn aktif memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Ia menjadi pionir gerakan inklusi di Kabupaten Lembata dan sering mewakili Forum Disabilitas Lembata di berbagai kegiatan nasional. Tahun 2022, ia meraih juara pertama Kompetisi TIK Nasional Disabilitas untuk kategori daerah 3T, yang memberinya kesempatan melakukan studi visit ke Korea Selatan. Saat ini, ia juga terpilih sebagai salah satu dari 20 peserta nasional Sekolah Riset Advokasi Disabilitas yang diselenggarakan SAPDA Yogyakarta.

Saya mengenal Alyn sejak SMP. Saya menyaksikan sendiri bagaimana ia tumbuh dari gadis sederhana dengan keterbatasan fisik menjadi perempuan tangguh yang menginspirasi banyak orang. Ia tidak pernah kehilangan mimpi, bahkan ketika berbagai ujian menghadangnya. Alyn bukan hanya pelita bagi penyandang disabilitas, tetapi juga bagi siapa saja yang sedang berjuang dalam hidup.

Alyn adalah cermin kekuatan perempuan Lamaholot dan Indonesia Timur. Ia berhasil menaklukkan tantangan hidup, aktif berkiprah di pemerintahan, dan menjadi simbol harapan bagi masyarakat Lembata. Dari lorong-lorong perjuangan yang sunyi, Alyn hadir sebagai cahaya kecil yang mampu menerangi banyak jiwa.****

 

 

Penulis adalah ASN Pemkab Lembata yang bertugas diPuskesmas Hadakewa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *