BeritaDaerahOpini

LEMBATA – Darurat Fiskal, Dua Anggota Pemuda Katolik Angkat Bicara

595
×

LEMBATA – Darurat Fiskal, Dua Anggota Pemuda Katolik Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini

LEMBATA –Harianwarga.id                     Kabupaten Lembata menjadi salah satu daerah paling terdampak kebijakan efisiensi anggaran setelah Presiden RI Prabowo Subianto menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

 

Sebelum kebijakan efisiensi, Pemda Lembata sudah kesulitan membayar pinjaman nasional senilai Rp225 miliar, di mana sekitar Rp212 miliar terserap pada tahun 2022 menurut salah satu sumber yang adalah seorang Pensiunan ASN Pemda Lembata. Akibatnya, daerah harus mencicil bunga dan pokok kepada  pemerintah pusat sebesar 40 miliar sampai finish pada 2028. Masih menurut sumber tersebut melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Kondisi ini diperparah dengan kecilnya transfer pusat yang cepat habis dipakai, serta turunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pada 2025 tidak mencapai Rp30 miliar—angka terendah dalam beberapa tahun terakhir.

 

Situasi darurat fiskal ini memantik kritik dari kalangan muda. Robyn Wuwur, Wakil Ketua Pemuda Katolik Bidang Riset dan Kajian Publik, menilai Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, harus segera mengambil langkah strategis untuk pembenahan.

 

“Saya berharap Bupati dan Wakil Bupati melibatkan semua lintas sektoral pembangunan: masyarakat, swasta, dan LSM. Jangan hanya sibuk kegiatan seremonial. Saya minta semua kepala OPD memaparkan anggaran untuk tahun 2026, karena saya akan mengawasi semua kebijakan sesuai visi-misi RPJMD,” tegas Robyn kepada Harianwarga, Minggu (21/9/2025).

 

Senada dengan Robyn, Adrianus Sosimus Laba (Arso), Wakil Ketua Bidang Pengkaderan Pemuda Katolik, juga menyuarakan keprihatinan. Dari kediamannya di Desa Wailolong, Kecamatan Omesuri, ia menekankan perlunya solusi konkret dari Bupati Kanis dan Wakil Bupati Moh. Nasir.

“Di tengah keterpurukan keuangan daerah, saya minta Bupati dan Wakil Bupati segera mencari jalan keluar. Bagaimana caranya Bupati harus menargetkan PAD Di atas 100 miliar pada tahun 2026, lalu persoalan dasar yang ada di depan mata masyarakat. Ya, Selesaikan persoalan air minum dan BBM di Lembata. Jangan sibuk seremonial dan aksi lomba panggung yang baru-baru ini justru menimbulkan pro dan kontra di masyarakat,” tutup Arso.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *