BeritaDaerahEkonomiHukum & KriminalKesehatanNasionalPerempuan & Anak

Soroti Pemberhentian Kapus Loang, Praktisi Hukum, Politisi, dan Masyarakat Angkat Bicara

190
×

Soroti Pemberhentian Kapus Loang, Praktisi Hukum, Politisi, dan Masyarakat Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini

“Berbagai elemen menyikapi dinamika ini, mereka adalah, Politisi, Praktisi Hukum dan Masyarakat"

LEMBATA – Kasus pemberhentian sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Loang kini memasuki babak baru. Setelah menuai reaksi dari kalangan politisi dan masyarakat, hingga praktisi hukum ikut angkat bicara.

Advokat Dian Opsunggu, praktisi hukum ini, menyayangkan keputusan Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq yang melayangkan surat pemberhentian sepihak terhadap Kepala Puskesmas Loang, bagi Dian, Fransiska Listiyanti Toja memiliki rekam jejak sebagai Kapus terbaik di Kabupaten Lembata, Ujar Advokat Jebolan Peradi ini Dalam keterangannya kepada HarianWarga.id, Rabu (15/10/2025) Dian menilai keputusan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat dan diambil tanpa melalui mekanisme teguran atau rekomendasi terlebih dahulu.

“Tidak semestinya seorang pimpinan diberhentikan hanya karena pengaduan sesama rekan kerja, bukan masyarakat. Dalam lembaga, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Yang seharusnya diberi teguran justru 12 staf yang melapor, bukan mencopot pimpinannya,” tegas Dian.

Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa berdasarkan mekanisme undang-undang ASN, tidak ditemukan pelanggaran serius yang dilakukan oleh Fransiska Listiyanti. Menurutnya, Kepala Puskesmas tersebut menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

“Soal mutasi atau pemberhentian memang hak prerogatif Bupati, tapi keputusan itu harus proporsional dan tetap dapat diuji di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Jadi yang bersangkutan punya hak untuk melakukan banding,” terang Wanita kelahiran Batak ini.

Dian juga menyoroti 12 orang yang dianggap sebagai dalang dalam penghambatan kinerja Puskesmas Loang. Dari kurang lebih 90 orang kenapa 12 orang saja yang mengajukan mosi kepada Bupati, berarti sisanya masih mendukung Kapus Listiyanti.

“Bupati mestinya mendengar pendapat masyarakat, bukan hanya sebelah pihak dari staf yang melapor. Kalau begini, saya menduga ada unsur nepotisme,” ujarnya.

Dianpun tak sungkan jika diberikan kuasa ke-pengadilan akan melapor 12 orang yang telah membuat Kapus Loang ini diberhentikan oleh Bupati Kanis Tuaq.

Respons Masyarakat dan Staf Puskesmas:

Tim HarianWarga.id melakukan penelusuran di tengah masyarakat sekitar Puskesmas Loang. Hasilnya, sebagian besar warga mengaku puas dengan kinerja Kapus Fransiska Listiyanti Toja, terutama dalam pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu fasilitas puskesmas.

Namun, saat media mencoba meminta tanggapan dari pihak staf Puskesmas Loang, hampir semua memilih pasif dan enggan berkomentar. Termasuk Pelaksana Harian (PLH) Kepala Puskesmas Loang, Ernie R.M.I.B.R. Umar, yang kini menggantikan sementara posisi Fransiska. Diketahui, Ernie juga termasuk dalam 12 staf yang turut melaporkan Kapus Fransiska.

 “Dia Ernie, PLH sekarang, juga salah satu yang melaporkan saya,” ungkap Fransiska Listiyanti kepada awak media ini.

 

Tanggapan Kepala Desa Dua Wutun:

Kepala Desa Dua Wutun, Petrus Agustinus Bala Keraf, turut memberikan pandangan atas situasi yang terjadi. Menurutnya, konflik internal di Puskesmas Loang bukan kali ini saja terjadi.

“Saat masa Penjabat Bupati Mateus Than tahun 2023, sempat juga terjadi konflik antara pimpinan dan staf Puskesmas Loang. Saat itu, Penjabat Bupati turun langsung mendamaikan mereka. Sekarang terulang lagi di 2025,” jelas Petrus.

Petrus menilai sosok Fransiska sebagai pimpinan yang cukup baik dalam pelayanan masyarakat, namun menganggap perlu ada perbaikan dalam hal komunikasi dan etika kerja sama lintas lembaga.

“Sebagai perwakilan masyarakat Desa Dua Wutun, saya berharap pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Ibu Kapus ini baik, tapi kadang kurang aktif berkomunikasi saat berurusan dengan Desa,” tambahnya.

Pernyataan Dukungan Masyarakat Nagawutung:

Melalui akun Facebook atas nama Bapa Nasu Pukan, masyarakat Nagawutung menyampaikan rasa simpatinya terhadap pemberitaan mengenai Kepala UPTD Puskesmas Loang, Ibu Nathan Ibrena.

“Aduh kasihan… kaget baca berita edisi Harian Warga sebelumnya. Teruntuk Ibu Kapus Kaka Nathan Ibrena, tetap sabar dalam menghadapi kemelut ini. Profisiat untuk Ibu karena telah membawa nama Puskesmas Loang hingga dikenal di tingkat Kabupaten, Provinsi, bahkan Nasional.”

 

Lebih lanjut, masyarakat Nagawutung menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Ibu Kapus atas dedikasi dan pengabdian yang telah diberikan kepada masyarakat, khususnya melalui kegiatan ILP Gelekat Naga.

Dalam kegiatan tersebut, Ibu Kapus dikenal aktif turun langsung ke desa-desa, melakukan kunjungan dari rumah ke rumah dalam semangat GACOR (Gerakan Cari Orang) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan Posyandu Gelekat Naga.

Masyarakat juga menilai Ibu Kapus memiliki peran penting dalam mendampingi para kader posyandu, memberikan penyuluhan kesehatan, serta membantu dalam administrasi kader.

Sementara itu Yos Boli Muda Ungkap Dalang di Balik Pencopotan Kapus Loang: Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Yoseph Boli Muda, secara blak-blakan mengungkap adanya oknum di internal Puskesmas Loang yang diduga menjadi dalang di balik pemberhentian sementara Fransiska Listiyanti Toja dari jabatannya sebagai Kepala Puskesmas Loang.

“Dalam pernyataannya, Yoseph menegaskan bahwa dirinya mengetahui dengan jelas siapa aktor di balik manuver tersebut“

“Saya tahu betul siapa dalangnya. Itu oknum X. Dia punya kepentingan besar untuk singkirkan Ibu Fransiska,” tendas Politisi dari daerah Pemilihan nagawutung ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *