LEMBATA – Dalam rangka agenda kegiatan Festival Nusantara, Karisma Event Nusantara (KEN) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam kunjungan ke- Desa Atakore, Kecamatan Atadei, pemerintah kabupaten Lembata, Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir Laode, Kepala Dinas Pariwisata, Yakobus Wuwur, beserta jajaran mendampingi Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Dwi Marhen Yono, Rabu (08/10/2025).
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Lamaholot 2025, dengan memperlihatkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang menjadi daya pikat utama Desa Atakore. Para tamu dibuat terpesona saat mengunjungi Karun (Dapur Alam) di Watuwawer, lokasi di mana masyarakat memperkenalkan tradisi memasak menggunakan panas bumi yang telah diwariskan turun-temurun.
Tradisi unik ini bukan sekadar praktik kuliner, tetapi juga mengandung filosofi harmoni antara manusia dan alam. Pantangan terhadap bahan-bahan tertentu seperti ubi jalar, garam, dan daging tertentu menjadi simbol penghormatan terhadap keseimbangan alam yang dijaga secara turun-temurun oleh masyarakat Atakore.
Kekaguman tak berhenti di situ sajah . Di Lapangan Desa Atakore, para pengunjung kembali dibuat terpukau lewat berbagai lomba dan pertunjukan seni tari tradisional, seperti Tarian Aren, Tarian Duabolong, dan Tarian Polewalang yang energik dan sarat makna. Pertunjukan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya Lamaholot yang menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Lembata.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Lembata H. Muhamad Nasir Laode menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan budaya sebagai fondasi pembangunan daerah. “Kita harus terus merevitalisasi budaya Lamaholot dalam berbagai bentuk — tarian, adat, dan tradisi — agar semakin dikenal luas bahkan hingga ke mancanegara,” tegas Wabup Nasir.
Ia menambahkan, “penguatan budaya merupakan langkah penting dalam membangun kultur daerah yang kokoh menuju visi Indonesia Emas 2045“.
Sementara itu, Direktur BOPLBF Dwi Marhen Yono menyampaikan apresiasi tinggi atas kekayaan budaya dan semangat masyarakat Lembata dalam menjaga tradisi.
Baginya Budaya adalah magnet utama bagi wisatawan mancanegara. Desa Atakore punya potensi luar biasa untuk menjadi destinasi unggulan.
Iapun berharap, dengan keramahan dan konsistensi masyarakat dalam melestarikan budaya, Lembata tidak hanya menjadi penonton, tetapi pemain aktif dalam industri pariwisata nasional.***
(AvectorialProkompimkablembata)
Respon (1)