BeritaDaerahEkonomiPariwisataPerempuan & AnakPolitikSeni Budaya

Sinopsis Tarian Desa Jontona, Warnai Festival Lamaholot Hari Ke-2

164
×

Sinopsis Tarian Desa Jontona, Warnai Festival Lamaholot Hari Ke-2

Sebarkan artikel ini

Sanggar Tarian Menumbuk Padi dibawakan oleh Kawula muda anak Desa Jontona, Lembata, NTT

LEMBATA – Sanggar tarian yang dibawakan oleh kawula muda putra dan putri Desa Jontona ini ,sungguh menarik banyak pasang mata yang hadir, tarian menumbuk padi ini sukses dibawakan pada event Festival Lamaholot pada, Rabu (08/10/2025) pada Pukul 19:00 WITA, kegiatan pentas seni Festival Lamaholot hari ke-2 yang diselengarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata ini, menyajikan beberapa persentasi hasil perlombaan yang diadakan oleh panitia penyelenggara Festival. Menarik pada sanggar menumbuk padi ini, dahulu menceritakan asal usul masyarakat Lewo Hala, tarian semakin menyala seperti api yang semakin panas, seketika dua lelaki memainkan parang sungguhan, menyajikan atraksi pertunjukan yang membuat decak kagum penonton maupun sesama kontingen sanggar lainnya.

Perlu diketahui, masyarakat Adat Lewohala Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur memiliki budaya turun temurun sejak zaman dahulu oleh nenek moyang, termasuk budayanya Seni Tarian. Menari untuk memuliakan karunia Leluhur atas kelimpahan alam terutama dari hasil panen padi.

Tarian menumbuk padi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat Lewohala, karena merupakan syukur panen raya. Mereka, ibu-ibu Lewohala menumbuk padi sambil menari dengan riang dan gembira.

BACA JUGA: Wakil Bupati Lembata Bahas Solusi Permasalahan BBM dengan Pihak APMS

Mereka tidak sekadar menari tetapi memiliki sebuah ritus karena memiliki nilai untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat Lewohala.

Tarian menumbuk padi menggambarkan tentang gotong royong dan kerjasama masyarakat Lewohala. Mereka menyambut para pria yang gagah berani pulang dari perang dengan menyiapkan makanan. Tarian Tumbuk padi yang dibawakan oleh ibu-ibu dan tarian perang yang dibawakan oleh pria menjadi simbol keduanya saling membutuhkan.

Pria membutuhkan perempuan dan perempuan membutuhkan laki-laki.

Kerjasama menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan hubungan antara pria dan wanita. Pria Lewohala pulang berperang dengan gagah berani dan disambut dengan bijaksana oleh wanita dalam tarian Tumbuk padi dan tarian neba.

BACA JUGA: Festival Lamaholot Tak Menarik Wisatawan Luar, Ada Apa?

Tarian neba yang menjadi satu kesatuan dalam pentasan ini, bukan tanpa makna. Lenggokan tubuh penari wanita memberi kesan kuat akan keindahan dan kegunganan. Mereka mengenakan pakaian adat asli Lewohala hasil tenunan tangan ibu-ibu Lewohala.

Thomas Atamulan salah satu penonton yang menyaksikan secara langsung, dibuat terpukau dengan aksi sanggar tarian menumbuk padi anak muda Desa Jontona, bagi Thomas, “atraksi mereka sangat luar biasa. Saya melihat para anak muda yang baru sajah Melakukan pentas ini sangat luar biasa, ucapnya. Thomaspun tak ragu memberikan Nilai 9,5 untuk aksi sanggar Tari anak muda Desa Jontona.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *