LEMBATA-Di tengah riuhnya Festival Lamaholot, di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur ada satu sudut sederhana namun penuh makna.
lapak baca gratis milik Forum Pinggir Jalan (FPJ). Di bawah tenda kecil dengan tikar hijau terbentang, beberapa anak duduk bersila, membuka buku, dan larut dalam bacaan. Tak jauh dari mereka, beberapa pemuda duduk santai sambil berdiskusi, menandai semangat literasi yang tumbuh di antara keramaian festival.
FPJ, komunitas yang dikenal karena inisiatif sosial dan gerakan literasi akar rumputnya, kembali menunjukkan wajah nyata perubahan: “Sederhana tapi berdampak“. Lapak baca ini bukan sekadar tempat singgah, melainkan ruang belajar bersama — tempat anak-anak bisa membaca, bercerita, dan bermimpi.
“Di festival sebesar ini, kami ingin menghadirkan ruang teduh untuk berpikir dan membaca. Karena bagi kami, kemajuan budaya Lamaholot juga lahir dari kecintaan terhadap pengetahuan,” ujar Noldy salah satu relawan FPJ di sela kegiatan.
Kehadiran FPJ menjadi pengingat bahwa festival budaya tak hanya tentang hiburan dan pertunjukan, tetapi juga tentang menyalakan api pengetahuan dan semangat belajar di tengah masyarakat.
“Melalui lapak baca sederhana ini, mereka menanam benih literasi — agar anak-anak Lamaholot tumbuh dengan jiwa yang bebas, berani, dan cerdas“. Dan ditengah jalannya Festival Lamaholot, komunitas Forum Pinggir Jalan tetap konsisten menghadirkan ruang pembelajaran bagi anak-anak.
Melalui lapak baca dan aktivitas literasi sederhana, mereka membudayakan bahasa, pengetahuan, dan semangat belajar di tengah suasana pesta budaya.
Noldy salah satu anggota forum kepada Harianwarga Selasa (07/10/2025) di lokasi yang dulu menjadi hari Nusantara 2016 itu, ia menggambarkan, mengapa FPJ bisa hadir di sini. Saya dan rekan-rekan, akan selalu hadir di mana sajah untuk memerangi masyarakat dalam Literasi, bagi Noldy perayaan sejati bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang menyalakan kembali semangat membaca dan mencintai bahasa sendiri — agar generasi muda Lamaholot tumbuh cerdas, berakar pada budaya, dan siap menghadapi masa depan.
Sependapat dengan rekannya, Noldy, Oca Making, perempuan luar biasa dan juga politisi muda ini, bersama rekannya yang lain dengan penuh semangat mengajarkan anak-anak cara membaca yang baik. Namun lebih dari itu, Oca dkk juga memperkenalkan kepada mereka makna dan nilai-nilai dari Budaya Lamaholot itu sendiri, ujar Oca.
Lebih lanjut wanita asal Ile Ape ini saat diwawancarai oleh awak media. kami di sini untuk berbaur dan berbagai kepada semua masyarakat, mengapa, karena zaman ini kurangnya literasi untuk mendidik ditengah masyarakat sendiri. Ia dan semua anggota FPJ akan hadir di mana sajah, ucapnya.
“Menumbuhkembangkan generasi muda harus dimulai sejak usia dini—karena dari sanalah tumbuh kesadaran akan pentingnya literasi, identitas, dan cinta terhadap budaya sendiri“. tendas Oca penuh semangat.